Cari Blog Ini

Senin, 13 Juni 2011

kecemasan


jenis kecemasan
1. Khawatir
Kekhawatiran merupakan rangkaian pikiran dan citra negatif tentang keprihatinan, yang biasanya berhubungan dengan masa depan. Khawatir meliputi kombinasi antara pemikiran obsesif tentang cara memecahkan atau menghindari masalah, atau perasaan takut terhadap segala sesuatu yang akan terjadi selanjutnya tanpa berbuat apa-apa .
Kekhawatiran adalah cara berfikir, yang mengarah pada sederet perasaan yang menyebabkan kecemasan (ketegangan, ketakutan,frustasi,sakit perut, dll)
Alasan seseorang merasa khawatir adalah mereka berpikir bahwa perasaan khawatir itu dapat menghindarkannya dari bahaya, meraka percaya bahwa jika mereka tidak merasa khawatir hal buruk akan terjadi, jadi orang itu akan berpikir bahwa jika ia khawatir, maka ia dapat menghentikan hal-hal buruk tersebut.
2. Panik
Panik merupakan suatu pikiran yang menakutkan yang dapat mengarah pada eskalasi rasa cemas. Ada beberapa faktor penyebab panik, yang pertama adalah faktor fisiologi, yang kedua adalah faktor internal atau eksternal.
3. Kecemasan sosial
Kecemasan sosial adalah suatu bentuk kecemasan yang terjadi ketika kita berinteraksi dengan manusia lain, kecemasan bisa berbentuk ketakutan akan pandangan orang lain terhadap kita atau hal lainnya yang membuat kita khawatir.
4. Ketakutan spesifik
Ketakutan spesifik biasa dikenal dengan sebutan fobia. Fobia biasanya ditandai dengan gejala-gejala tertentu seperti perasaan takut terhadap suatu benda atau keadaan tertenu secara terus menerus, perasaan ingin menghindari keadaan tersebut, perasaan cemas akan keadaan tertentu tersebut, panik, dan langsung pergi menghindarinya.
Secara garis besar, fobia spesifik terdiri dari lima jenis, yaitu :
· Situasi, misalnya perjalanan udara ataupun ruangan yang menyempit
· Lingkungan alam, misalnya hujan yang disertai angin kencang dan petir
· Darah-suntikan-cedera
· Binatang, misalnya laba-laba, ayam, cacing, dsb
· Keadaan yang mungkin menimbulkan penyakit, sulit bernafas, atau muntah
Fobia pada anak-anak biasanya akan hilang pada waktu menginjak dewasa. Sedangkan fobia yang terjadi pada usia lanjut akan cendrung lebih bertahan. Sebagian besar fobia tidak memunculkan gangguan yang signifikan sehingga tidak perlu diobati, biasanya penderita fobia hanya cukup menghindari benda atau keadaan yang memicunya
5. Obsesi dan kompulsi
Obsesi adalan pemikiran, gagasan, gambaran atau impuls yang selalu kembali, dan seseorang melihatnya sebagai sesuatu yang tidak masuk akal atau memuakkan dan menimbulkan kecemasan. Hal tersebut terjadi secara tidak sengaja. Orang tersebut mengetahui bahwa hal tesebut adalah hasil pemikirannya tetapi mereka tidak bisa menghentikannya.
Sedangkan kompulsi adalah hal-hal yang digunakan seseorang untuk menekan pikiran yang mereka tidak kehendaki. Hal ini merupakan cara untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh obsesi
6. Kecemasan pascatrauma
Kecemasan pascatrauma adalah suatu kecemasan akan sesuatu yg pernah dialami seseorang. Kecemasan ini terjadi terjadi ketika pengalaman buruk menimpa seseorang yang kebetulan rentan. Hasilnya dapat menyebabkan terus menerus mengingat pengalaman tersebut, kewaspadaan yang berlebihan, dan menarik diri dari lingkungan sosial.
Kecemasan pascatrauma terjadi bila kerentanan yang sudah ada sebelumnya dipicu oleh pengalaman buruk atau serangkaian pengalaman buruk. Kecemasan pascatrauma memiliki keunikan tersendiri apabila dibandingkan dengan jenis kecemasan yang lainnya, dimana sifat pemicunya lebih signifikan, yakni mencakup pengalaman yang bagi sebagian orang dianggap tidak biasa dan sangat mengganggu. Kecemasan pascatrauma juga muncul ketika seseorang mengalami kejadian yang kompleks yang mempunyai efek kumulatif, misalnya kekerasan fisik untuk waktu yang lama
3 Jenis Kecemasan
Semua orang, mulai dari anak kecil hingga remaja yang mulai beranjak dewasa, pernah merasakan ketakutan dan kecemasan bergantian. Merasa cemas dalam situasi tertentu yang tidak nyaman, tentu tidak pernah menyenangkan. Akan tetapi, pada anak-anak, perasaan seperti ini tidak hanya normal, tetapi juga sangat dibutuhkan. Merasakan dan mengatasi rasa cemas dapat membantu anak-anak mempersiapkan diri untuk menghadapi pengalaman-pengalaman yang membingungkan dan situasi yang menantang dalam kehidupan.
Rasa Kecemasan dan Ketakutan Adalah Normal
Rasa cemas dapat dijelaskan sebagai ketakutan tanpa sebab yang jelas. Hal itu biasanya terjadi ketika muncul imajinasi akan adanya ancaman terhadap keselamatan seseorang, namun ancaman tersebut terasa nyata. Rasa cemas membuat seseorang ingin melarikan diri dari situasi tersebut dengan cepat. Jantungnya berdetak dengan kencang, badannya pun mungkin akan mengeluarkan keringat, dan diikuti dengan rasa tidak nyaman di dalam perut. Namun, sedikit ketakutan biasanya bisa membuat orang tetap waspada dan fokus.
Memiliki ketakutan dan kecemasan terhadap hal-hal tertentu sebenarnya bisa membantu untuk menjaga tingkah lakunya. Contohnya, seorang anak dengan ketakutannya terhadap api akan membuatnya menghindari bermain dengan korek api.
Jenis kecemasan dan rasa takut dapat berubah seiring anak-anak berkembang dan beranjak dewasa:


* Ketika para bayi merasakan rasa cemas terhadap orang asing, maka biasanya mereka akan menempel pada orangtuanya ketika berhadapan dengan orang-orang yang tidak ia kenal.

* Balita sekitar 10 sampai 18 bulan merasakan kecemasan yang berbeda-beda, ia akan menjadi stres secara emosional ketika salah satu atau kedua orangtuanya pergi.
* Anak-anak di usia 4 sampai 6 tahun memiliki rasa kecemasan tentang hal-hal yang tidak nyata, seperti rasa takut akan monster dan hantu.
* Anak-anak di usia 7 sampai 12 tahun sering mengalami rasa takut terhadap kondisi nyata yang mereka alami, seperti cedera badan atau bencana alam.

Ketika anak-anak beranjak dewasa, rasa ketakutan mereka dapat hilang atau digantikan oleh ketakutan lainnya. Contohnya, seorang anak yang tidak dapat tidur dengan lampu mati di usia 5 tahun, akan tetapi bertahun-tahun kemudian anak tersebut mungkin akan menikmati cerita hantu saat berpesta menginap di rumah temannya. Dan beberapa ketakutan akan bertambah akibat stimulus tertentu. Dengan kata lain, anak-anak mungkin ingin memelihara seekor singa di kebun binatang, tetapi tidak berani untuk mendekati anjing tetangga.
Tanda-tanda Kecemasan atau Kegelisahan
Ketakukan pada masa kecil dapat berubah seiring waktu. Termasuk diantaranya ketakutan akan orang asing, ketinggian, kegelapan, binatang, darah, serangga, dan ditinggal sendirian di rumah. Anak-anak sering mengalami ketakutan terhadap sesuatu atau sebuah situasi setelah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, seperti digigit anjing atau sebuah kecelakaan.
Kecemasan yang berbeda-beda umumnya terjadi ketika anak-anak mulai memasuki dunia sekolah, sedangkan remaja biasanya mengalami ketakutan yang berhubungan dengan pergaulan dan prestasi akademis. Jika rasa cemas itu terus melanda, hal ini bisa mengancam ketenangan anak-anak. Kecemasan yang berkaitan dengan dikucilkan dari lingkungan sosial bisa meninggalkan efek yang cukup lama. Contohnya, ketakutan anak akan ditolak dapat mengagalkan keinginannya untuk mempelajari kemampuan bersosialisasi, dan akan menyebabkan ia terisolasi secara sosial.
Banyak remaja yang merasa tersiksa akan ketakutan yang terbawa dari pengalaman masa kecil. Remaja yang mengalami ketakutan berbicara dihadapan publik mungkin adalah hasil dari rasa malu di antara teman-temannya beberapa tahun yang lalu. Sangatlah penting bagi orangtua untuk menyadari dan mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala dari kecemasan anak-anak sehingga rasa takut tersebut tidak menghambat aktivitas sehari-hari.
Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa anak mungkin merasa cemas atau gelisah terhadap sesuatu antara lain:


* Menjadi manja, impulsif, atau terganggu.

* Melakukan gerakan-gerakan yang menunjukkan gelisah, seperti mengalami kedutan sementara
* Bermasalah untuk tidur atau tidur lebih lama dari biasanya
* Tangan berkeringat
* Percepatan denyut jantung dan pernapasan.
* Mual
* Sakit kepala
* Sakit perut

Selain dari tanda-tanda ini, para orang tua biasanya dapat menyadari ketika anak mereka merasa terlalu gelisah terhadap sesuatu. Menjadi pendengar yang baik akan selalu membantu, dan kadang-kadang hanya dengan berbicara tentang ketakutan tersebut dapat membantu anak-anak untuk melaluinya.
Apa Itu Fobia?
Ketika rasa gelisah dan takut tetap ada, maka masalah-masalah akan muncul. Ketika para orang tua berharap banyak seiring dengan pertumbuhan anak-anak, kadang-kadang yang terjadi justru sebaliknya, dan penyebab dari kecemasan tersebut bertambah besar dan menjadi lebih umum. Kecemasan tersebut berubah menjadi fobia, atau rasa takut yang ekstrim, parah, dan bertahan lama.
Sebuah fobia bisa menjadi sangat sulit untuk ditoleransi, baik untuk anak-anak maupun orang-orang di sekitar mereka, terutama jika kecemasan ini menghasilkan stimulus (apapun yang menyebabkan kecemasan) yang sulit untuk dihindari (contohnya, badai halilintar).


Fobia yang ‘asli’ adalah salah satu alasan utama anak-anak untuk pergi ke pakar kesehatan mental professional. Tapi kabar baiknya, setidaknya fobia tidak menghambat kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, terkadang anak-anak tidak membutuhkan perawatan dari para ahli karena suatu waktu fobianya dapat teratasi.

Terfokus pada Rasa Cemas, Takut, atau Fobia

Cobalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur:


Apakah ketakutan dan perilaku sang anak berhubungan dan tipikal dengan yang terjadi pada anak seusia mereka?

Jika jawabannya ya, maka akan lebih baik jika ketakutan anak Anda bisa diatasi ini sebelum berkembang menjadi lebih serius. Tetapi ini bukan berarti kecemasan bisa dikurangi atau diabaikan, malahan, hal itu harus dipertimbangkan sebagai salah satu faktor dalam pertumbuhan normal anak-anak.
Banyak anak yang mengalami ketakutan pada usia-usia tertentu, seperti ketakutan akan gelap. Kebanyakan dari mereka, dengan beberapa kepastian atau mungkin dengan lampu malam, anak-anak dapat mengatasi dan menghilangkan ketakutannya. Namun, apabila rasa takut tersebut terus berlanjut, atau ada kecemasan tentang hal-hal lain, intervensinya mungkin harus lebih intensif.



Apa saja gejala-gejala dari rasa takut ini, dan sejauh mana hal ini bisa mempengaruhi kepribadian, kehidupan sosial dan prestasi akedemisnya?

Kalau gejala-gejala ini dapat diidentifikasi dan dilihat dalam aktivitas anak Anda sehari-hari, penyesuaian dapat dilakukan untuk mengurangi beberapa faktor penyebab stres.



Apakah rasa takut terlihat tidak masuk akal dalam kaitannya dengan kejadian yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan apakah ini mungkin bisa menjadi pertanda dari masalah yang lebih serius?

Jika ketakutan anak Anda terlihat berlebihan seperti penyebab stres, ini mungkin adalah sebuah pertanda akan kebutuhan untuk mencari pertolongan dari luar, seperti pada konselor, psikiater, atau psikolog. Para orang tua sebaiknya memperhatikan polanya. Jika insiden ini bisa diselesaikan, jangan membuatnya lebih signifikan lagi dari itu. Akan tetapi, apabila polanya terlihat terus-menerus sama, para orang tua harus melakukan sebuah tindakan. Jika tidak, maka fobianya akan terus berpengaruh pada sang anak. Hubungilah dokter atau ahli kesehatan mental yang terbiasa bekerja sama dengan anak-anak dan remaja.


Gejala-gejala kecemasan




ditandai pada tiga aspek :
a. Aspek biologis/fisiologis, seperti peningkatan denyut nadi dan tekanan darah, tarikan nafas menjadi pendek dan cepat, berkeringat dingin, termasuk di telapak tangan, nafsu makan hilang, mual/muntah, sering buang air kecil, nyeri kepala, tak bisa tidur, mengeluh, pembesaran pupil dan gangguan pencernaan.
b. Aspek intelektual/kognitif; seperti ketidakmampuan berkonsentrasi, penurunan perhatian dan keinginan, tidak bereaksi terhadap rangsangan lingkungan, penurunan produktivitas, pelupa, orientasi lebih ke masa lampau daripada masa kini/masa depan.
c. Aspek emosional dan perilaku; seperti penarikan diri, depresi, mudah tersinggung, mudah menangis, mudah marah dan apatisme.
Pembagian rasa cemas


1. Rasa cemas ringan: berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. 

Keadaan ini akan meningkatkan persepsi individu, yang mengakibatkan orang akan berhati-hati/waspada dan mendorong manusia untuk belajar serta kreatif.


2. Rasa cemas sedang: lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun.

Individu lebih memfokuskan hal yang penting saat itu saja dan mengesampingkan hal lainnya.


3. Rasa cemas berat: lapangan persepsi sangat menurun. 

Orang hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lainnya.
Individu tak mampu berpikir lagi, dia sudah harus diberi pertolongan/tuntunan.


4. Panik: lapangan persepsi sudah sangat sempit. 

Individu tidak dapat mengendalikan diri lagi.
Bila manusia salah orientasi; ketika menghadapi masalah pelik; rasa dan periksa tidak berfungsi;
Disebut orang sedang panik.
Jenis-jenis Frustasi dapat di Golongkan


1. Frustasi lingkungan

=) Frustasi yang disebabkan oleh halangan /rintangan yang terdapat dalam lingkungan



2. Frustasi Pribadi

=) Frutasi yang tumbuh dari ketidakpuasan seseorang dalam mencapai tujuan dengan perkataan lain frustasi pribadi ini terjadi karena adanya perbedaan antara tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuannya.



3. Frustasi konflik

=) Frustasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang .dengan adanya motif saling bertentangan , maka pemuasan dari salah satu motif akan meyebabkan frustasi bagi motif yang lain . Diantaranya motif tersebut adalah:



a) Konflik mendekat-mendekat (memilih satu dari dua pilihan)

b) konflik mendekat menjauh
c) Konflik menjauh-jauh


Berikut 23 gejala stres yang wajib Anda tahu. Selanjutnya evaluasi ke dalam apakah Anda mengalami lima di antaranya?

01.
Merasa berkeringat atau sering menggigil
02.
Jantung berdebar
03.
Pergi ke toilet lebih sering dari biasanya
04.
Mulut kering
05.
Sakit di perut (seperti sakit maag)
06.
Mudah lelah
07.
Mengalami sakit yang tidak biasa
08.
Lebih banyak merokok dan minum
09.
Gampang lelah dalam bekerja
10.
Sakit kepala tanpa sebab
11.
Tak punya waktu  menjalankan hobi apapun
12.
Mudah tersinggung
13.
Selalu berpikir “tidak bisa mengatasi apapun”
14.
Kehilangan selera terhadap makanan, kesenangan ataupun seks
15.
Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit
16.
Kehilangan rasa humor
17.
Tidak tertarik pada orang lain
18.
Tidak tertarik terhadap penampilan diri
19.
Merasa segala sesuatu tidak berguna
20.
Selalu dirundung kesedihan
21.
Pelupa
22.
Tidak bergairah
23.
Sulit tidur, tidur tidak tenang dan mudah terganggu di pagi buta, bangun tidak fresh. Nah, jika ada lima gejala di atas yang anda alami, cepat temukan sumber stres dan cari solusi

0 komentar:

Posting Komentar